Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Cerpen~ DUKA KALA PURNAMA

DUKA KALA PURNAMA             Malam ini bulan penuh, bulan benar-benar indah saat bersinar begitu terang. Setidaknya itulah menurutku saat melihat pemandangan malam ini. Begitu damai, bintang mengelilingi sang bulan bagaikan bulan lah ratu kedamaian malam ini. Seperti biasa, aku menghabiskan malamku dengan berkeliling entah kemana. Setidaknya aku bersyukur dilahirkan menjadi seorang laki-laki, jadi aku tak perlu khawatir meski berkeliaran ditengah malam begini.             Tiba-tiba langkahku terhenti didepan sebuah taman bermain, aku melihat seseorang meringkuk dibalik ayunan. Aku ingin membiarkannya dan terus berjalan, tapi entah kenapa kakiku seperti tersedot olehnya. Entah atas dasar khawatir atau apa, aku menghampirinya. Akhirnya kutahu dia seorang gadis. Dia memakai baju tidur bermotif kodok, ada pita berwarna hijau dikepalanya yang kurasa cocok dengannya. Tapi seharusnya bukan itu yang menjadi fokus penglihatanku, aku tidak bisa melihat wajahnya. Wajahnya bersembunyi dibali

Drama-2

ini lanjutan naskah drama yang judulnya MAWAR TERAKHIR. Masih inget kan? selamat membaca^^ Babak  3             Keesokan harinya, setting di siang hari. Arien ada di depan toko bersama Pamannya. Arien   : “Paman aku sungguh minta maaf, aku tidak membantu justru malah menyusahkanmu dengan membiarkan orang itu pergi tanpa membayar.” (menundukkan kepala) Paman : “Sudah hentikan, bukankah kemarin sudah kubilang tidak apa-apa, jadi jangan dibahas lagi.” Arien   : “Tapi aku benar-benar tidak enak pada paman..” Raka    : (menghampiri Arien dan Paman) “Selamat siang. Apa aku boleh membeli mawar?” Paman : (memperhatikan Raka dengan seksama, seperti mengingat-ingan sesuatu) “Eh.. tentu, silahkan dipilih, nak.” (melangkah masuk toko) Arien   : “Kau!” (berteriak) Paman : (berbalik) “ada apa, Arien?” Arien   : “Orang ini yang belum membayar mawarku yang kemarin!” Paman : “Hush, jangan menuduh orang sembarangan, darimana kamu tau?” Raka    : (tersenyum geli) Arien   : “B

Cerita Pendek- SELEPAS HUJAN REDA

SELEPAS HUJAN REDA             Yuuta, seorang laki-laki berkebangsaan Jepang sedang berdiri dipinggir jembatan sambil mendekapkan tangannya di dada. Menahan dingin. Malam ini masih pukul tujuh, namun jembatan yang biasanya ramai dilalui orang itu kini sudah sepi. Mungkin karena malam ini udara sangat dingin, bintang-bintang pun banyak yang bersembunyi dibalik awan. Namun Yuuta tetap bersemangat menantikan seseorang. Laki-laki itu bahkan tak memerdulikan cuaca yang tidak baik. Membayangkan bertemu orang itu saja membuat Yuuta bersemangat. Ia menikmati setiap detik menantikan orang itu, gadis yang dicintainya. Gadis yang terakhir dijumpainya tiga tahun lalu, gadis yang tiga tahun lalu selalu mengganggunya.             “Yuuta” sapa gadis itu dengan manja.             “Kau lagi, ada apa? Apa kau tidak melihat aku sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen?” jawab Yuuta.             “Kau selalu saja sibuk, padahal aku menyempatkan bertemu denganmu.”             “Apa aku