Drama-2

ini lanjutan naskah drama yang judulnya MAWAR TERAKHIR. Masih inget kan? selamat membaca^^

Babak  3
            Keesokan harinya, setting di siang hari. Arien ada di depan toko bersama Pamannya.
Arien   : “Paman aku sungguh minta maaf, aku tidak membantu justru malah menyusahkanmu dengan membiarkan orang itu pergi tanpa membayar.” (menundukkan kepala)
Paman : “Sudah hentikan, bukankah kemarin sudah kubilang tidak apa-apa, jadi jangan dibahas lagi.”
Arien   : “Tapi aku benar-benar tidak enak pada paman..”
Raka    : (menghampiri Arien dan Paman) “Selamat siang. Apa aku boleh membeli mawar?”
Paman : (memperhatikan Raka dengan seksama, seperti mengingat-ingan sesuatu) “Eh.. tentu, silahkan dipilih, nak.” (melangkah masuk toko)
Arien   : “Kau!” (berteriak)
Paman : (berbalik) “ada apa, Arien?”
Arien   : “Orang ini yang belum membayar mawarku yang kemarin!”
Paman : “Hush, jangan menuduh orang sembarangan, darimana kamu tau?”
Raka    : (tersenyum geli)
Arien   : “Benar paman, aku yakin! Terdengar dari suaranya dan dari bau parfumnya! Aku yakin itu dia!”
Raka    : “Ternyata kau cukup hebat dalam mengenali orang lain, aku kagum. Benar memang aku lupa membayar. Dan hari ini niatnya aku ingin sekaligus membayar uang yang kemarin.”
Arien   : “Benarkah? Kalau begitu mana?”
Paman : “Arien, kau tidak boleh seperti itu pada pelanggan.” (lalu masuk ke toko)
Arien   : “Maaf paman, baiklah silahkan dipilih mawarnya.”
Raka    : (mengambil mawar yang ada digenggaman tangan Arien) “Aku mau yang ini saja.”
Arien   : “Kenapa kau selalu mengambil mawar yang kugenggam?”
Raka    : “Karena itu terlihat lebih indah.”
Arien   : (tersipu) “Eh.. em.. kalau begitu mana berikan uangnya.”
Raka    : (memberikan beberapa lembar uang kepada Arien)
Arien   : “Terimakasih.”
Raka    : “Iya.”
Arien   : “Lalu apa yang kau tunggu?”
Raka    : “Bolehkan aku berbincang denganmu sebentar?”
Arien   : “Eh..?!” (terkejut) “Eng.. baiklah.”
Raka    : (tersenyum) “Apa kau terbiasa membiarkan orang yang tidak kau kenal berbincang denganmu?”
Arien   : “Heh? Apa maksudmu? Tentu saja tidak.”
Raka    : “Lalu?”
Arien   : “Apa?”
Raka    : “Sudah lupakan saja. Siapa namamu?”
Arien   : “Namaku Arien.” (dengan suara pelan dan menundukkan kepala)
Raka    : “Apa kau pikir aku bisa mendengarmu dengan suara sepelan itu?”
Arien   : “Eh..”
Tari      : (datang dari seberang jalan, sambil membawa tas ransel) “Hai Arien!” (melambaikan tangan) “Ha?!” (terkejut melihat Raka disebelah Arien)
Raka    : (melihat kedatangan Tari, lalu tersenyum) “Jadi namamu Arien, baiklah aku pergi dulu.” (meninggalkan Arien)
Arien   : “hey! Tunggu!”
Tari      : “Kau ini bagaimana! Kau bilang tidak mengenalnya tapi sekarang kau bersama dengannya. Apa maksudmu?”
Arien   : “Aku juga baru hari ini mengenalnya, sudahlah. Dia selalu pergi begitu saja, padahal..”
Tari      : “Kenapa?”
Arien   : “Tidak apa-apa. Ohya, kau baru pulang sekolah kan? Coba ceritakan pengalamanmu hari ini padaku!”
Tari      : “Apa? Hmm.. baiklah.” (kemudian menceritakan pengalaman di sekolahnya)
Babak 4
            Suasana saat malam hari, disebuah taman. Stella menunggu Raka yang sudah berjanji menemuinya.
Stella   : (bergumam dan menggerutu)
Raka    : (datang dari belakang sabil menepuk baru Stella) “Rupanya kau sekarang tidak sabaran ya.”
Stella   : “Ehm, maaf. Kau sekarang jadi―”
Raka    : (memotong kata-kata Stella) “Baiklah aku tahu, maafkan aku.” (lalu menggandeng tangan Stella dan mengajaknya berkeliling di taman)
Tari      : (sedang menunggu temannya di taman. Terkejut melihat Raka dan Stella) “Bukankah itu pemuda yang bertanya-tanya tentang Arien padaku? Sekarang dia malah bermesraan dengan wanita lain?” (lalu mengikuti Raka dan Stella secara diam-diam)
Raka    : (menyadari kehadiran Tari) “Kurasa ada yang mencoba mengikuti kita.”
Stella   : “Eh? Benarkah? Siapa?”
Raka    : (menunjuk kearah pohon) “Ada gadis SMA dibalik sana.”
Stella   : “Kau mengenal gadis itu? mengapa dia mengikuti kita?”
Raka    : “Entahlah, kurasa dia ingin tahu tentangku.”
Stella   : “Mengapa?”
Raka    : “Karena aku sering membeli mawar.”
Stella   : “Apa?”
Raka    : “Ah tidak lupakan saja.”
Stella   : “Tapi maksud yang kau katakan tadi―”
Raka    : “Tidak ada, ayo kita cari tempat yang lebih baik.”
Stella   : “Tapi ini kan tempat favorit kita.”
Raka    : “Tentu saja, apa salahnya mencoba hal baru?” (pergi dari taman)

Tari      : (melihat kepergian Raka dan Stella) “rupanya dia menyadari keberadaanku, tidak akan kubiarkan dia mendekati Arien kalau ternyata dia seperti ini!” (kemudian tari pulang dan mengurungkan niat untuk bertemu temannya)

ini masih belum selesai, babak selanjutnya sedang di proses. sampai jumpa di postingan selanjutnya^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRAKTIKUM KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

MAKALAH ISLAM SEBAGAI AGAMA FITRAH

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA