PRAKTIKUM KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

LAPORAN FISIKA
“KESETIMBANGAN BENDA TEGAR”

Hari / Tanggal Praktikum        : Senin, 26 Januari 2015
Tempat Praktikum                   : Laboratorium Fisika, SMA Negeri 1 Pasuruan
Waktu Praktikum                    : 09.15 – 11.15 WIB






Disusun oleh :
Abdul Aziz (01)
Choirotul Umami (11)
Dimasia Nuril Qolbi (14)
Erwino Cahyo Ary B (17)
M. Darma Susilo Aji (25)
Yusril Fathurrohman (36)

XI MIA 2

SMA NEGERI 1 PASURUAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN
            Dengan ini menerangkan bahwa Laporan Praktikum Fisika dengan judul “KESETIMBANGAN BENDA TEGAR”, yang disusun oleh :
Nama   : Abdul Aziz (01)
  Choirotul Umami (11)
  Dimasia Nuril Qolbi (14)
  Erwino Cahyo Ary B (17)
  M. Darma Susilo Aji (25)
  Yusril Fathurrohman (36)
            Kelas   : XI MIA 2
telah disetujui dan disahkan pada tanggal 4 Februari 2015.

Mengetahui,
Guru Bidang Studi Fisika


LULUK SUTRISNO, S.Pd
NIP:

196103261985121002




“LEMBAR KERJA”
•KESETIMBANGAN BENDA TEGAR•
Pendahuluan        :  Anda telah mengetahui syarat kesetimbangan sebuah titik (partikel),     
                                 kemudian anda mengetahui pula bahwa sebuah batang terdiri dari titik
                                 yang tak terhingga banyaknya.
Tujuan                  : Dengan percobaan di bawah ini anda akan menyelidiki syarat-syarat
                                 kesetimbangan .
Landasan Teori
Keseimbangan Partikel
Penyebab gerak sumbu benda dalah gaya,dimana semakin besar gaya pula percepatan yang dialami. Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan sehingga dapatt digambarkan sebagai suatu titik materi. Akibatnnya jika gaya bekerja pada partikel-partikel tersebut,oleh karena itu,partikel hanya mengalami gerak translasi dan tidak mengalami gerak rotasi.
Suatu partikel disebut dalam keadaan seimbang, bila jumlah aljabar gaya-gaya yang bekerja pada partikel tersebut nol.
Syarat keseimbangan partikel adalah : F = 0
Jika partikel terletak pada bidang XY maka syarat keseimbangan : FX = 0 dan FY = 0
 berdasarkan hukum I newton,jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol,maka percepatan benda menjadi nol. Artinya, bahwa partikel dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap. Apabila partikel dalam keadaan diam disebut mengalami keseimabngan statis,sedangkan jika bergerak dengan kecepatan tetap disebut keseimbangan dinamis.
Telah dikatakan sebelumnya bahwa suatu benda tegar dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) dan gerak rotasi. Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.

Benda akan seimbang jika pas diletakkan di titik beratnya
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Mari kita tinjau suatu benda tegar, misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita perhatikan secara aeksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya. Dan, secara keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola. Lintasan ini merupakan lintasan dari posisi titik berat benda tersebut.
Demikian halnya seorang peloncat indah yang sedang terjun ke kolam renang. Dia melakukan gerak berputar saat terjun. sebagaimana tongkat pada contoh di atas, peloncat indah itu juga menjalani gerak parabola yang bisa dilihat dari lintasan titik beratnya. Perhatikan gambar berikut ini.

seorang yang meloncat ke air dengan berputar
Jadi, lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari letak titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik berat begitu penting dalam menggambarkangerak benda tegar.
Cara untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok, bujur sangkar, bola dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya. Hal ini jelas terlihat pada contoh diatas bahwa letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu simetrinya.

Orang ini berada dalam keseimbangan
Di sisi lain untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat dicari dengan perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat mengambil beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan berat di masing-masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa di dekat permukaan bumi, namun untuk tempat yang ketinggiannya tertentu di atas bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.
Tidak semua benda yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari selalu diam. Mungkin pada mulanya benda diam, tetapi jika digerakkan maka benda bisa saja bergerak. Persoalannya, apakah setelah benda bergerak, benda kembali lagi ke posisinya semula atau tidak, hal ini bergantung pada jenis keseimbangan benda tersebut.
Jika sebuah benda yang sedang diam mengalami gangguan (terdapat resultan gaya atau resultan momen gaya yang bekerja pada benda tersebut) maka benda akan bergerak. Setelah bergerak, akan ada tiga kemungkinan, yakni : (1) benda kembali ke posisinya semula, (2) benda menjauhi posisinya semula, (3) benda tetap berada pada posisinya yang baru. Jika setelah bergerak, benda kembali ke posisinya semula maka benda berada dalam keseimbangan stabil. Jika setelah bergerak, benda bergerak semakin jauh dari posisi semula, maka benda berada dalamkeseimbangan labil. Sebaliknya jika setelah bergerak benda tetap berada pada posisinya yang baru maka benda berada dalam keseimbangan netral.
Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan titik-titik lainnya.
Sedangkan yang dimaksud keseimbangan benda tegar/titik berat adalah kondisi dimana suatu benda berada dalam keseimbangan rotasi (artinya benda tersebut tidak mengalami rotasi/pergerakan).
Benda-benda di alam ini kemungkinan dalam keadan diam  atau bergerak. Sebuah beda yang bergerak dapat melakukan gerak translasi atau gerak rotasi bahkan dapat melakukan keduanya sekaligus.
Sebagai contoh, sebuah gambar yang tergantung di dinding tidak bergerak baik translasi maupun rotasi. Selanjutnya perhatikan jarum sebuah jam yang sedang berputar. Jarum jam itu akan selalu berputar dalam laju putaran yang tetap.
Sebuah beda berada dalam keadan seimbang jika benda tersebut tidak mengalami percepatan linier ataupun percepatan anguler. Benda yang diam dikatakan bahwa benda tersebut dalam keseimbangan statis. Sedangkan benda yang bergerak tanpa percepatan, dikatan bahwa benda tersebut dalam keseimbangan dinamis.
Benda tegar pada keseimbangan statis, jika tidak mendapatkan gangguan tidak akan mengalami percepatan translasi maupun rotasi karna resultan semua gaya dan semua torsi yang bekerja padanya adalah nol.

Syarat kedua kesetimbangan benda tegar
Berdasarkan contoh 2 di atas dapat disimpulkan bahwa jika resultan momen gaya pada sebuah benda tidak bernilai nol (benda dianggap sebagai benda tegar) maka benda akan berotasi.
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-8
Agar benda tidak berotasi (benda tidak bergerak) maka resultan momen gaya harus bernilai nol. Ketika sebuah benda tidak berotasi maka benda tidak mempunyai percepatan sudut. Karena percepatan sudut sama dengan nol maka persamaan di atas berubah menjadi :
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-9


Alat dan bahan          :
-          Batang besi homogen                                   -    Papan triplek
-          Statif ( 2buah )                                             -    Kertas grafik
-          Penjepit ( 2bh)                                              -    Paku payung / selotip
-          Katrol ( 2bh )                                                -    Benang jahit
-          Beban ( 3 set )

Kegiatan                                                                           :
-          Susunan alat – alat seperti gambar (a), usahakan
     dengan unting – unting supaya garis pada kertas
     tepat vertical.
-          Gantungkan batang AB seperti gambar (a), beban
      , , dan  diatur sedemikian rupa posisi
      batangnya
-          Tandailah titik A, B, D, E, dan F pada kertas grafik
-          Lepas kertas grafik dari papan triplek
-          Timbanglah batang AB, beban , , dan :
          = 145,3 gram = 0,1453 Kg
            = 120 gram     = 0,12 Kg                                                      (gambar a)
            = 110 gram     = 0,11 Kg
            = 70 gram       =0,07 Kg
-          Gambarlah vector – vector gaya , ,  dan  (seperti gambar b) dengan besar gaya masing- masing
-          Uraikan gaya itu masing masing komponen horizontal dan komponen vertikal  

Analisis Hasil
·         Besarnya Gaya
T1 atau W1        W1   = m1 . g
= 0,12 . 10
 = 1,2 N
T2 atau W2 →     W2     = m2 . g
                                    = 0,11 . 10
                                    = 1,1 N
W0 atau WAB → WAB  = mAB . g
                                    = 0,1453 . 10
                                    = 1,453 N
Wb atau W3 →    W3    = m3 . g
                                    = 0,07 . 10
                                    = 0,7   
·         Uraian gaya pada sumbu x (Fx)
T1 atau W1   1,2 cos 65°
                        = 0,507 N
T2 atau W2 →  1,1 cos 65°
                        = 0,465 N
W0 atau WAB → 0
Wb atau W3 →    0
·         Uraian gaya pada sumbu Y (Fy)
T1 atau W1 →  1,2 sin 65°
                        = 1,088 N
T2 atau W2 →  1,1 sin 65°
= 0,997 N
W0 atau WAB → -1,453 N
Wb atau W3 → -0,7 N
·         Momen gaya terhadap C
T1 atau W1   1,2 . 0,125
                        = 0,15
T2 atau W2 →  1,1 . 0,125
                        = 0,138
W0 atau WAB →          1,453 . 0
                                    = 0
Wb atau W3 → 0,7 . 0,057
                        = 0,04

Isilah tebel berikat dengan data hasil pengelolahan grafik
Gaya
Besarnya Gaya (N)
Uraian gaya pd smb x  (N)
Uraian gaya pd smb Y  (N)
Momen gaya terhadap C
Lengan (m)
Momen (N.m)
T atau W
1,2 N
0,507 N
1,088 N
0,125
0,15
T atau W
1,1 N
-0,465 N
0,997 N
0,125
-0,138
 atau
1,453 N
0
-1,453 N
0
0
 atau
0,7 N
0
-0,7 N
0,057
0,04

              ∑      = 0,042    N
                   = -0,068   N
              ∑Ԏ      = 0,052     N



Kesimpulan :
Batang AB diam, berarti dalam keadaan seimbang
Dalam percobaan yang kami lakukan, nilai
                    = 0,042    N
                   = -0,068   N
              ∑Ԏ      = 0,052     N
dapat disimpulkan bahwa ketiga nilai diatas mendekati nol.
Jadi dapat disimpulkan Syarat agar batang AB berada seperti keadaan di atas (sesuai (5), (6), dan (7) adalah
ΣFx = 0
ΣFy = 0
Στ   = 0
Ini dikenal sebagai syarat kesetimbangan benda tegar.

Saran :
Percobaan ini dilakukan untuk menyelidiki syarat-syarat kesetimbangan untuk sebuah benda. Pada percobaan yang akan dilakukan selanjutnya agar lebih baik lagi dan memahami konsep yang telah ada. Diharapkan dapat mengerti dengan baik bagaimana itu kesetimbangan benda tegar dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ISLAM SEBAGAI AGAMA FITRAH

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA