Naskah Drama MAWAR TERAKHIR

Bosen sama cerpen, lagi coba-coba bikin naskah drama nih. Baru belajar dan masih butuh banyak kritik yang membangun ^^

MAWAR TERAKHIR
Prolog
            Jam dinding menunjukkan angka 12, matahari  siang ini sangat terik. Seorang gadis remaja berdiri didepan toko bunga sambil membawa seikat bunga mawar, gadis itu menggenggam erat mawar yang dibawanya, tak lupa pula ia menjaga mawar-mawar yang ada disampingnya. Sesekali gadis itu mencium aroma mawar yang khas, tapi gadis itu tidak bisa melihat betapa indah mawar itu. karena mata gadis itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Gadis itu buta. Arien, nama gadis itu. meskipun ia buta namun ia tidak mau merepotkan orang-orang disekitarnya. Yaitu paman dan bibi yang merawatnya. Karena ia sudah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.
Babak 1
            Ada sebuah toko bunga di pinggir jalan raya, Arien berdiri didepan toko sambil membawa mawar.
Arien               : “Bunga mawarnya harum, masih segar, ada yang mau membeli?” (sambil sedikit berteriak)
Paman Seno    : “Sudah, berhenti berteriak. didepanmu sedang sepi tidak ada orang lewat.”
Arien               : “Benarkah?” (lalu tertawa)
Paman Seno    : “Dasar kau ini.” (masuk ke dalam toko)
            Seorang gadis tiba-tiba datang sambil berlari
Tari                  : “Hai!” (Sambil ngos-ngos an)
Arien               : “Apa yang kau lakukan? Mengapa kau seperti habis berlarian seperti itu?”
Tari                  : “Memang benar. Kau tahu? Tadi ada seorang pemuda yang mencarimu!”
Arien               : “Mencariku? Siapa? Untuk apa?” (heran)
Tari                  : “Entahlah aku juga tidak tahu. Yang kutahu sedari tadi dia menanyakan tentangmu itu saja. Dia tampan!” (sambil bersemangat)
Arien               : “Hei hei tunggu dulu, masalahnya aku tidak tahu siapa dia. Selama ini aku tak pernah kenal pemuda manapun.”
Tari                  : “kau benar juga, mungkin saja selama ini dia memperhatikanmu secara diam-diam!”
            Tiba-tiba datanglah seorang pemuda menghampiri Arien dan Tari.
Raka                : “Bolehkah aku membeli mawar ini? mawarnya terlihat sangat cantik.”
Arien               : “Eh.. oh.. iya! Tentu saja, kau mau beli yang mana? Semuanya masih harum dan segar!”
Tari                  : (kaget) bukankah kau..?
Raka                : (memberi isyarat pada Tari agar ia diam)
Arien               : “Ada apa, Tari?”
Raka                : (mengambil bunga yang digenggam Arien) kurasa aku membeli bunga ini saja. Aku lebih suka yang ini.” (kemudian pergi)
Arien               : “Hei tunggu!”
Tari                  : “Kenapa? Kenapa kau ingin mengejarnya? Apa kau mengenalnya?” (menahan langkah Arien)
Arien               : “Apa? Apa yang kau pikirkan? Dia belum membayar mawarnya!”
Tari                  : “Eh..” (salah tingkah)
Babak 2
            Di sebuah rumah makan, seorang gadis yang baru selesai kuliah sedang menunggu seseorang. Gadis itu mulai resah dan mengetuk-ngetuk gelas kopi didepannya.
Raka    : “Maaf aku terlambat, ini untukmu.” (sambil memberikan gadis itu mawar)
Stella   : “Tidak, aku baru saja menunggumu. Mawarnya cantik, terimakasih.” (memaksakan senyum)
Raka    : “Sungguh maafkan aku.”
Stella   : “Memang tidak biasanya kau terlambat. Tapi sudahlah lupakan, melihatmu disini saja sudah membuatku senang.”
Raka    : “Terimakasih. Apa kau sudah memesan sesuatu?”
Stella   : “Aku hanya ingin minum kopi. Oh iya, aku sudah memesankan cappuccino kesukaanmu.”
Raka    : “Kau sangat pengertian.”
Stella   : (tersenyum) “kau terlihat bahagia hari ini, apa terjadi sesuatu?”
Raka    : “Tidak, aku hanya senang bisa melihatmu.”
            Gerry, teman Raka datang dari belakang dengan wajah kesal.
Gerry   : “Darimana saja kau? Aku menunggumu usai kuliah tadi. Kucari diseluruh kampus kau tidak ada. Bukankah kau sudah berjanji akan meminjamkan catatan mata kuliah yang tidak kuikuti kemarin?!” (berbicara dengan keras dan ekspresi muka yang sangat marah)
Stella   : “Hei tenangkan dirimu dulu Ger, Raka benarkah kau tidak menepati janjimu?”
Raka    : (tertawa) “Oh maaf aku lupa jika aku punya janji denganmu. Sungguh. Ini catatannya sudah jangan marah.” (memberikan catatan pada Gerry)
Gerry   : “kau menyebalkan. Memangnya seharian ini kau bersama Stella sampai kau melupakan sahabatmu?”
Stella   : “Tidak, dia baru saja sampai. Dia juga terlambat datang kemari.”
Gerry   : “Lalu darimana saja kau?” (melotot kearah Raka)
Raka    : “Sudah hentikan. Ayo pesanlah sesuatu dan segera pulang.”


Sampai disini dulu yaa, babak selanjutnya masih dalam proses. Sampai jumpa di postingan berikutnya ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRAKTIKUM KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

MAKALAH ISLAM SEBAGAI AGAMA FITRAH

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA